INFO PENDIDIKAN Cara Memperlakukan Hajar Aswad Sesuai Sunnah Rasulullah Yang Benar
Di Posting Oleh : INFO PENDIDIKAN
Kategori :
artikel islam
EDUCATION
Akhir-akhir ini dimedia sosial dan di broadcast BBM saya sendapat semakin maraknya pernyataan dari teman-teman non muslim yang menyinggung mengenai Batu Hajar Aswad, kurang lebih isinya menyerupai ini "Batu kok diicium-cium, watu kok disembah, dll..."
karena itu postingan kali ini saya buat untuk mencoba menjelaskan apakah itu hajar aswad dan bagaimana cara memperlakukanya sesuai sunnah, dan InsyaAllah supaya juga mampu menghindari fitnah.
Perlu diketahui bahwa hajar aswad ialah watu yang diturunkan dari surga. Asalnya itu putih menyerupai salju. Namun alasannya dosa insan dan kelakukan orang-orang musyrik di muka bumi, watu tersebut kesudahannya berubah jadi hitam.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم « نَزَلَ الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَهُوَ أَشَدُّ بَيَاضًا مِنَ اللَّبَنِ فَسَوَّدَتْهُ خَطَايَا بَنِى آدَمَ »
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar aswad turun dari surga padahal watu tersebut begitu putih lebih putih daripada susu. Dosa manusialah yang membuat watu tersebut menjadi hitam”. ( HR. Tirmidzi no. 877. Shahih menurut Syaikh Al Albani)
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ « الْحَجَرُ الأَسْوَدُ مِنَ الْجَنَّةِ وَكَانَ أَشَدَّ بَيَاضاً مِنَ الثَّلْجِ حَتَّى سَوَّدَتْهُ خَطَايَا أَهْلِ الشِّرْكِ.
Dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hajar aswad ialah watu dari surga. Batu tersebut lebih putih dari salju. Dosa orang-orang musyriklah yang membuatnya menjadi hitam.” (HR. Ahmad 1: 307. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa lafazh ‘hajar Aswad ialah watu dari surga’ shahih dengan syawahid-nya. Sedangkan bab hadits setelah itu tidak memiliki syawahid yang mampu menguatkannya. Tambahan setelah itu dho’ifkarena kelirunya ‘Atho’).
Keadaan watu mulia ini di hari simpulan zaman sebagaimana dikisahkan dalam hadits,
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم فِى الْحَجَرِ « وَاللَّهِ لَيَبْعَثَنَّهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ لَهُ عَيْنَانِ يُبْصِرُ بِهِمَا وَلِسَانٌ يَنْطِقُ بِهِ يَشْهَدُ عَلَى مَنِ اسْتَلَمَهُ بِحَقٍّ »
Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa Rasulullahshallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda mengenai hajar Aswad, “Demi Allah, Yang Mahakuasa akan mengutus watu tersebut pada hari simpulan zaman dan ia memiliki dua mata yang mampu melihat, memiliki ekspresi yang mampu berbicara dan akan menjadi saksi bagi siapa yang benar-benar menyentuhnya” (HR. Tirmidzi no. 961, Ibnu Majah no. 2944 dan Ahmad 1: 247. Abu Isa At Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini hasan dan Syaikh Al Albani menshahihkan hadits ini).
Kenapa Kita Mencium Hajar Aswad?
Perhatikan hadits berikut,
عَنْ عَابِسِ بْنِ رَبِيعَةَ قَالَ رَأَيْتُ عُمَرَ يُقَبِّلُ الْحَجَرَ وَيَقُولُ إِنِّى لأُقَبِّلُكَ وَأَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يُقَبِّلُكَ لَمْ أُقَبِّلْكَ
“Dari ‘Abis bin Robi’ah, ia berkata, “Aku pernah melihat ‘Umar (bin Al Khottob) mencium hajar Aswad. Lantas ‘Umar berkata, “Sesungguhnya saya menciummu dan saya tahu bahwa engkau hanyalah batu. Seandainya saya tidak melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka tentu saya tidak akan menciummu” (HR. Bukhari no. 1597, 1605 dan Muslim no. 1270).
Dalam lafazh lain disebutkan,
إِنِّى لأُقَبِّلُكَ وَإِنِّى أَعْلَمُ أَنَّكَ حَجَرٌ وَأَنَّكَ لاَ تَضُرُّ وَلاَ تَنْفَعُ وَلَوْلاَ أَنِّى رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَبَّلَكَ مَا قَبَّلْتُكَ
“Sesungguhnya saya menciummu dan saya tahu bahwa engkau ialah watu yang tidak mampu menawarkan mudhorot (bahaya), tidak mampu pula mendatangkan manfaat. Seandainya bukan alasannya saya melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menciummu, maka saya tidak akan menciummu.” (HR. Muslim no. 1270).
Beberapa faedah dari hadits di atas:
Wajibnya mengikuti petunjuk Rasulshallallahu ‘alaihi wa sallam yang telah dia tunjuki walau tidak nampak pesan yang tersirat atau manfaat melaksanakan perintah tersebut. Intinya, yang penting dilaksanakan tanpa mesti menunggu atau mengetahui adanya hikmah.Ibadah itu tawqifiyah, yaitu berdasarkan dalil, tidak mampu dibuat-buat atau direka-reka.Mencium hajar aswad termasuk aliran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.Kenapa mencium hajar aswad? Alasannya mudah, alasannya ingin mengikuti aliran Rasul. Karena seandainya Rasul –shallallahu ‘alaihi wa sallam– tidak melakukannya, maka tentu kaum muslimin tidak melakukannya.Para sahabat begitu semangat melaksanakan setiap aliran Rasul.Yang mendatangkan manfaat danmudhorot hanyalah Allah. Hajar aswad hanyalah watu biasa yang tidak mampu berbuat apa-apa.Segala sesuatu selain Yang Mahakuasa tidak dapat menawarkan manfaat atau ancaman walau ia ialah sesuatu yang diagung-agungkan.
Catatan:
Perlu sekali dijaga niat ketika mencium watu Hajar Aswad. Karena ada yang mencium Hajar Aswad cuma alasannya ingin dipuji orang bahwa dia telah mencium watu yang mulia. Padahal seharusnya yang jadi niatan ialah nrimo dan alasannya ikut tuntunan baginda Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sumber http://untuk-islam.blogspot.co.id/
Home » artikel islam »
EDUCATION
» INFO PENDIDIKAN Cara Memperlakukan Hajar Aswad Sesuai Sunnah Rasulullah Yang Benar
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "INFO PENDIDIKAN Cara Memperlakukan Hajar Aswad Sesuai Sunnah Rasulullah Yang Benar"