INFO PENDIDIKAN Agama Islam guna Manajemen Sakit Hati
Di Posting Oleh : INFO PENDIDIKAN
Kategori :
artikel islam
EDUCATION
Hampir setiap orang tentu pernah mengalami sakit hati dalam hidupnya. Baik dalam keluarga, berteman, maupun bermasyarakat. Sebagaimana sifat duka dan gembira, rasa yang satu ini yaitu suatu kewajaran dalam hidup manusia. Apalagi, mengingat insan yaitu mahluk sosial, yang dalam setiap interaksinya tidak lepas dari kekhilafan.
Sebab-sebab datangnya perasaan ini pun bermacam-macam. Dari masalah sepele hingga masalah besar, dapat menjadi pemicunya. Misalnya berawal dari perbedaan pendapat, adanya konflik atau ketidakcocokan, hingga iri dan dengki. Bila perasaan ini dibiarkan terlalu lama bercokol dalam hati, maka tidak sehatlah hati itu. Pemiliknya pun akan stress dan jauh dari keceriaan. Lebih jauh lagi, hal itu mampu menjauhkan insan dari RabbNya. Na'udzubillaahi mindzaalik.
Bagaimana memenej rasa sakit hati, biar tidak membuahkan dosa dan azabNya bagi kita sendiri? Tuhan dan RasulNya telah mengajarkan kiat-kiat tersendiri yang dapat menjadi penawar, bila diamalkan. Apa sajakah itu?
1. Muhasabah (Koreksi Diri). Sebelum kita menyalahkan orang lain, seharusnyalah kita melihat diri kita sendiri. Bisa jadi kita merasa tersakiti oleh saudara kita, padahal ia tak bermaksud menyakiti. Cobalah bertanya pada diri sendiri, mengapa saudara kita hingga bersikap demikian. Jangan-jangan kita sendiri yang telah membuat kesalahan.
2. Menjauhkan Diri dari Sifat Iri, Dengki, dan Ambisi. Iri, dengki, dan ambisi yaitu beberapa celah yang menjadi pintu bagi syetan untuk memasuki hati manusia. Ambisi yang berlebihan, dapat membuat seseorang buta dan tuli. Bila tidak dilandasi iman, seorang yang ambisius cenderung akan melaksanakan banyak sekali cara untuk menerima ambisinya.
Demikian sifat iri dan dengki. Sifat ini berasal dari kecintaan terhadap hal-hal yang bersifat materi, kehormatan, dan pujian. Manusia tidak akan damai bila dalam hatinya ada sifat ini. Manusia juga tak akan pernah mampu bersyukur, karena selalu merasa kurang. Ia selalu memandang ke atas, dan seolah tidak rela melihat orang lain memiliki kelebihan atas dirinya. Maka hapuslah terlebih dahulu sikap cinta dunia, sehingga dengki pun sirna.
Rasulullah bersabda, "Tidak boleh dengki kecuali kepada dua orang. Yaitu orang yang diberi harta oleh Allah, kemudian memenangkannya atas kerakusannya di jalan yang benar. Dan orang yang diberi pesan yang tersirat oleh Allah, kemudian memutuskan duduk perkara dengannya dan mengajarkannya." (HR. Bukhari).
3. Menjauhkan Diri dari Sifat Amarah dan Keras Hati. Bila marah telah timbul dalam hati manusia, maka kadang insan bertindak tanpa pertimbangan akal. Jika logika sudah melemah, tinggallah hawa nafsu. Dan syetan pun semakin leluasa melancarkan serangannya, lalu mempermainkan diri manusia. Ibnu Qudamah dalam Minhajul Qashidin menyebutkan bahwa Iblis pernah berkata, "Jika insan keras hati, maka kami mampu membaliknya sebagai anak kecil yang membalik bola."
4. Menumbuhkan Sifat Pemaaf. "Jadilah engkau pemaaf, dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh." Demikian firman Tuhan dalam Al-Qur'an Surat Al-A'raf : 199.
Tuhan sang Khaliq saja Maha Pemaaf terhadap hambaNya. Tak peduli sebesar gunung atau sedalam lautan kesalahan seorang hamba, jikalau ia bertaubat dengan sungguh-sungguh, maka Tuhan akan membukakan pintu maaf selebar-lebarnya. Kita sebagai insan yang lemah, tidak sepantasnya berlaku sombong, dengan tidak mau memaafkan kesalahan orang lain, sebelum ia meminta maaf. Insya Allah, dengan begitu, hati akan lebih terasa lapang.
Rasulullah bersabda, "Bertakwalah kepada Tuhan di mana engkau berada, tindaklanjutilah kesalahan dengan kebaikan, niscaya kebaikan tersebut menghapus kesalahan tersebut, dan pergaulilah insan dengan susila yang baik." (HR. Hakim dan At-Tirmidzi).
5. Husnudhdhan (Berprasangka Baik). Tuhan berfirman, "Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka. Sesungguhnya sebagian prasangka itu yaitu dosa. Dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan orang lain, dan janganlah sebagian kalian menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kau memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kau merasa jijik kepadanya." (QS. Al-Hujurat : 12).
Adakalanya seorang muslim berburuk sangka terhadap seorang muslim lainnya sehingga ia melecehkan saudaranya. Ia mengatakan yang macam-macam wacana saudaranya, dan menilai dirinya lebih baik. Tentu, itu yaitu hal yang tidak dibenarkan. Akan tetapi, hendaknya setiap muslim harus mawas diri terhadap titik-titik rawan yang sering memancing tuduhan, biar orang lain tidak berburuk sangka kepadanya.
6. Menumbuhkan Sikap Ikhlas. Ikhlas yaitu kata yang ringan untuk diucapkan, tetapi cukup berat untuk dilakukan. Orang yang tulus dapat meniatkan segala tindakannya kepada Allah. Ia tidak memiliki pamrih yang bersifat duniawi. Apabila Tuhan mengujinya dengan kenikmatan, maka ia bersyukur. Bila Tuhan mengujinya dengan kesusahannya pun, ia bersabar. Ia selalu percaya bahwa Tuhan akan senantiasa menawarkan yang terbaik bagi hambaNya. Orang yang tulus akan lebih mudah memenej kalbunya untuk selalu menyerahkan segalanya hanya kepada Allah. Hanya kepadaNyalah ia mengantungkan harapan.
Bila anda sedang dilanda sakit hati, cobalah amalkan kiat di atas. Insya Allah, beban hati akan berkurang. Dada anda pun terasa lapang. Insya Allah. Sumber http://untuk-islam.blogspot.co.id/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "INFO PENDIDIKAN Agama Islam guna Manajemen Sakit Hati"