INFO PENDIDIKAN Orang Islam Tak Boleh Cinta Buta
Di Posting Oleh : INFO PENDIDIKAN
Kategori :
artikel islam
EDUCATION
dakwatuna.com - “Seseorang sejalan dan sealiran dengan kawan akrabnya, maka hendaklah kau berhati-hati dalam memilih kawan setia.” (HR. Ahmad)
Maha Agung Tuhan yang telah menganugerahkan jiwa-jiwa persaudaraan buat seorang mukmin. Ada kebahagiaan tersendiri saat hidup dengan banyak sobat dan saudara seiman. Mungkin, itulah di antara bentuk keberkahan.
Namun, tidak semua pertemanan berujung kebaikan. Perlu kiat tersendiri semoga niat baik pun menghasilkan yang baik.
Mengenali sobat dengan baik
Islam ialah agama yang santun. Seperti itulah saat Islam mengajarkan umatnya untuk senantiasa mendahului salam. Mendahului salam sangat dianjurkan Rasulullah saw., kepada yang kita kenal atau belum: “…berilah salam kepada orang yang kau kenal dan orang yang belum kau kenal.” (Muttafaqun ‘Alaih)
Dari salam inilah hal pertama yang bisa didapat dari calon sobat ialah muslimkah dia. Paling tidak, ada gambaran sejauh mana tingkat keislaman orang itu. Karena seorang muslim yang baik paham kewajiban menjawab salam.
Setelah saling berbalas salam, jalinan perkenalan dirangsang dengan mengenalkan diri si pemberi salam terlebih dahulu. Dari situlah tukar berita diri berlangsung lancar. Dan senyum merupakan ungkapan tersendiri yang mensinyalkan rasa persaudaraan dan perdamaian. Rasulullah saw. bersabda, “Jiwa-jiwa insan menyerupai pasukan. Bila saling mengenal menjadi rukun dan bila tidak saling mengenal timbul perselisihan.” (HR. Muslim)
Namun, satu momen perkenalan itu terang belum cukup. Butuh interaksi secara alami. Setelah itu, waktu dan jumlah pertemuanlah yang menentukan. Apakah perkenalan berlanjut pada persaudaraan. Atau sebaliknya, sekadar kenal saja. Dan harapan besar lengan berkuasa untuk bersaudara mesti diutamakan dari sekadar kenal. Terlebih persaudaraan alasannya ialah jalinan kepercayaan dan takwa.
Tuhan swt. mengisyaratkan itu dalam surah Al-Hujurat ayat 13. “Hai manusia, sebenarnya Kami menciptakan kau dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menyebabkan kau berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kau saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kau di sisi Tuhan ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Tuhan Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Walau pada tingkat persaudaraan, perkenalan bukan berarti sesuatu yang sudah usai. Karena kehidupan insan tidak diam. Ia selalu bergerak, berubah, dan berganti. Termasuk pada sikap dan karakter. Boleh jadi, seseorang bisa terheran-heran dengan perubahan sobat lama yang pernah ia kenal. Karena ada yang beda dalam fisik, sikap, karakter, bahkan keyakinan.
Perubahan-perubahan itulah menyebabkan seorang mukmin senantiasa menghidupkan nasihat. Mukmin yang baik tidak cukup hanya bisa memberi nasihat. Tapi, juga siap mendapatkan nasihat. Dari pesan tersirat itulah, hal-hal buruk yang gres muncul dari seorang sobat bisa terluruskan.
Seperti itulah firman Tuhan swt. dalam surah Al-‘Ashr ayat 1 hingga 3. “Demi masa. Sesungguhnya insan benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan saling menasihati supaya mentaati kebenaran dan saling menasihati supaya menetapi kesabaran.”
Mewaspadai dampak buruk seorang teman
Buruk sangka dalam pertemanan memang tidak dibenarkan Islam. Tapi, saat ada fakta-fakta yang menyatakan tidak bagusnya seorang teman, dan pesan tersirat sudah tidak lagi ampuh, kewaspadaan mungkin jadi jalan terakhir. Karena tidak tertutup kemungkinan, keburukan bisa menular. Paling tidak, semoga tidak kecipratan air wangi temannya.
Rasulullah saw. bersabda, “Kawan pendamping yang saleh menyerupai penjual minyak wangi. Bila beliau tidak memberimu minyak wangi, kau akan mencium keharumannya. Sedangkan kawan pendamping yang buruk menyerupai tukang berilmu besi. Bila kau tidak terjilat apinya, kau akan terkena asapnya.” (HR. Bukhari)
Mewaspadai tidak berarti memutus pertemanan buat selamanya. Apalagi menyebar hawa permusuhan dan kebencian. Karena boleh jadi, sifat buruk bisa berubah baik. Sebagaimana, baik menjadi buruk. Kontribusi sebagai seorang sobat mesti terus mengalir. Paling tidak, dalam bentuk doa.
Berhati-hati mencintai seseorang
Cinta tidak melulu antara laki dan wanita. Ada cinta lain yang berwarna persaudaraan dan pertemanan. Karena ikatan suku, profesi, sekelompok orang bisa saling mencintai. Begitu pun dalam ikatan persaudaraan Islam. Rasulullah saw. mengatakan, “Tidaklah beriman seseorang di antara kau sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.”
Umumnya, cinta punya rumus: saling kenal, saling paham, saling cinta, dan saling berkorban. Tapi, ada cinta yang datang tiba-tiba. Mungkin alasannya ialah ada sesuatu yang menarik dari penampilan fisik, cinta eksklusif berbunga. Atau, alasannya ialah ada seseorang yang begitu murah hati dan dermawan, cinta bisa eksklusif tumbuh pesat. Ada utang kebijaksanaan yang berinti cinta. Kalau sudah begitu, pengorbanan menjadi sesuatu yang amat ringan.
Kalau orang yang cepat dicintai itu memang layak dicintai, simpati dan pengorbanan tentu akan berbuah kebaikan. Tapi, bagaimana kalau yang tiba-tiba dicintai itu punya maksud tidak baik. Karena kelihaian, atau alasannya ialah sudah jadi profesi, cinta bisa dimanipulasi menjadi alat efektif melaksanakan penipuan.
Karena itu, Rasulullah saw. mewanti-wanti dalam mencintai seseorang. Cinta bisa menghilangkan daya kritis dan rasionalitas seseorang. Beliau saw. besabda, “Cintamu kepada sesuatu menyebabkan kau buta dan tuli.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Berteman dan bersaudara memang menjadi sebuah kenikmatan tersendiri buat seorang mukmin. Pertemanan mirip itu tidak hanya bermanfaat di dunia, tapi juga di akhirat. Begitulah sabda Rasulullah saw., “Sesungguhnya Tuhan pada Hari Kiamat berseru, ‘Di mana orang-orang yang saling mencintai alasannya ialah keagungan-Ku? Pada hari ini akan Aku lindungi mereka dalam lindungan-Ku, pada hari yang tidak ada perlindungan, kecuali per-lindungan-Ku.” (HR. Muslim)
Sumber :
http://www.dakwatuna.com/2008/boleh-cinta-jangan-cinta-buta/ Sumber http://untuk-islam.blogspot.co.id/
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Response to "INFO PENDIDIKAN Orang Islam Tak Boleh Cinta Buta"