Di Posting Oleh : INFO PENDIDIKAN
Kategori : EDUCATION Sistem Respirasi
Jumlah oksigen yang diambil melalui udara pernapasan tergantung pada kebutuhan dan hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh jenis pekerjaan, ukuran tubuh, serta jumlah maupun jenis materi makanan yang dimakan.
Pekerja-pekerja berat termasuk atlit lebih banyak membutuhkan oksigen dibanding pekerja ringan. Demikian juga seseorang yang mempunyai ukuran badan lebih besar dengan sendirinya membutuhkan oksigen lebih banyak. Selanjutnya, seseorang yang mempunyai kebiasaan memakan lebih banyak daging akan membutuhkan lebih banyak oksigen daripada seorang vegetarian.
Dalam keadaan biasa, insan membutuhkan sekitar 300 cc oksigen sehari (24 jam) atau sekitar 0,5 cc tiap menit. Kebutuhan tersebut berbanding lurus dengan volume udara wangsit dan ekspirasi biasa kecuali dalam keadaan tertentu dikala konsentrasi oksigen udara wangsit berkurang atau lantaran alasannya yaitu lain, contohnya konsentrasi hemoglobin darah berkurang.
Oksigen yang diperlukan berdifusi masuk ke darah dalam kapiler darah yang menyelubungi alveolus. Selanjutnya, sebagian besar oksigen diikat oleh zat warna darah atau pigmen darah (hemoglobin) untuk diangkut ke sel-sel jaringan tubuh.
Hemoglobin yang terdapat dalam butir darah merah atau eritrosit ini tersusun oleh senyawa hemin atau hematin yang mengandung unsur besi dan globin yang berupa protein. | Gbr. .Pertukaran O2 dan CO2 antara alveolus dan Pembuluh darah yang menyelubungi |
Secara sederhana, pengikatan oksigen oleh hemoglobin sanggup diperlihat-kan berdasarkan persamaan reaksi bolak-balik berikut ini :
Hb4 + O2 4 Hb O2 (oksihemoglobin)berwarna merah jernih
Reaksi di atas dipengaruhi oleh kadar O2, kadar CO2, tekanan O2 (P O2), perbedaan kadar O2 dalam jaringan, dan kadar O2 di udara. Proses difusi oksigen ke dalam arteri demikian juga difusi CO2 dari arteri dipengaruhi oleh tekanan O2 dalam udara inspirasi.
Tekanan seluruh udara lingkungan sekitar 1 atmosfir atau 760 mm Hg, sedangkan tekanan O2 di lingkungan sekitar 160 mm Hg. Tekanan oksigen di lingkungan lebih tinggi dari pada tekanan oksigen dalam alveolus paru-paru dan arteri yang hanya 104 mm Hg. Oleh lantaran itu oksigen sanggup masuk ke paru-paru secara difusi.
Dari paru-paru, O2 akan mengalir lewat vena pulmonalis yang tekanan O2 nya 104 mm; menuju ke jantung. Dari jantung O2 mengalir lewat arteri sistemik yang tekanan O2 nya 104 mm hg menuju ke jaringan badan yang tekanan O2 nya 0 - 40 mm hg. Di jaringan, O2 ini akan dipergunakan. Dari jaringan CO2 akan mengalir lewat vena sistemik ke jantung. Tekanan CO2 di jaringan di atas 45 mm hg, lebih tinggi dibandingkan vena sistemik yang hanya 45 mm Hg. Dari jantung, CO2 mengalir lewat arteri pulmonalis yang tekanan O2 nya sama yaitu 45 mm hg. Dari arteri pulmonalis CO2 masuk ke paru-paru kemudian dilepaskan ke udara bebas.
Berapa minimal darah yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan oksigen pada jaringan? Setiap 100 mm3 darah dengan tekanan oksigen 100 mm Hg sanggup mengangkut 19 cc oksigen. Bila tekanan oksigen hanya 40 mm Hg maka hanya ada sekitar 12 cc oksigen yang bertahan dalam darah vena. Dengan demikian kemampuan hemoglobin untuk mengikat oksigen yaitu 7 cc per 100 mm3 darah.
Pengangkutan sekitar 200 mm3 C02 keluar badan umumnya berlangsung berdasarkan reaksi kimia berikut:
C02 + H20 Þ (karbonat anhidrase) H2CO3
Tiap liter darah hanya sanggup melarutkan 4,3 cc CO2 sehingga mempengaruhi pH darah menjadi 4,5 lantaran terbentuknya asam karbonat.
Pengangkutan CO2 oleh darah sanggup dilaksanakan melalui 3 Cara yakni sebagai berikut.
1. Karbon dioksida larut dalam plasma, dan membentuk asam karbonat dengan enzim anhidrase (7% dari seluruh CO2).
2. Karbon dioksida terikat pada hemoglobin dalam bentuk karbomino hemoglobin (23% dari seluruh CO2).
3. Karbon dioksida terikat dalam gugus ion bikarbonat (HCO3) melalui proses berantai pertukaran klorida (70% dari seluruh CO2). Reaksinya yaitu sebagai berikut.
CO2 + H2O Þ H2CO3 Þ H+ + HCO-3
Gangguan terhadap pengangkutan CO2 sanggup mengakibatkan munculnya tanda-tanda asidosis lantaran turunnya kadar basa dalam darah. Hal tersebut sanggup disebabkan lantaran keadaan Pneumoni. Sebaliknya apabila terjadi akumulasi garam basa dalam darah maka muncul tanda-tanda alkalosis.
dikutip dari banyak sekali sumber buku pelajaran SMA
dikutip dari banyak sekali sumber buku pelajaran SMA
0 Response to "Info Pendidikan - Pertukaran O2 Dan Co2 Dalam Pernafasan"