Modifikasi Perilaku Untuk Menghadapi Siswa yang Bermasalah

Modifikasi Perilaku Untuk Menghadapi Siswa yang Bermasalah
Di Posting Oleh : INFO PENDIDIKAN
Kategori : Berita Pendidikan EDUCATION

Persoalan perilaku siswa yang mala adaptif tentu hampir menimpa setiap sekolah sebagai distributor pendidikan sebagai distributor pendidikan. Belum lagi masalah siswa di sekolah berkait dengan pengalaman latar belakang kehidupan siswa di rumah, perilaku siswa yang mala adaptif akan sangat mensugesti aktivitas mencar ilmu siswa di sekolah. Misalnya, siswa yang ditinggal jauh oleh orang tuanya yang bekerja merantau alasannya ialah problem ekonomi kurang. Jika kemandirian dan tanggung jawab siswa belum terbentuk, maka akan memunculkan problem tersendiri bagi guru di sekolah. Siswa yang ibarat ini yang kita kategorikan sebagai siswa yang kurang beruntung (disadvantages Children).



Dalam psikologi orang dewasa, siswa yang kurang beruntung itu dapat kita tinjau dalam dua hal. Pertama, ditinjau dari soal budaya. Yaitu mereka yang semenjak awal kelahiran tak dibutuhkan orang tuanya. Mungkin alasannya ialah kelahiran di luar nikah, atau terpaksa lahir meski orang tuanya sudah tidak menginginkannya lagi. Kedua, akhir ekonomi. Kehadiran mereka bahu-membahu diharapkan, tapi mereka terlahir dari keluarga miskin. Makara mereka tak beruntung secara ekonomi. Latar belakang ketidakberuntungan ini akan mensugesti perilaku siswa yang unik di sekolah.
Dengan pendidik memahami latar belakang perilaku tersebut, tentu menjadi pedoman bagi guru supaya tak hanya berkutat pada pelajaran siswa di asar memberi pelajaran, namun lebih penting pada aspek budpekerti dan kebijaksanaan pekerti serta mendorong siswa menjadi insan sensitif dan responsif terhadap kebutuhan lingkungan dan masyarakatnya supaya menjadi sosok yang mandiri.
Modifikasi Perilaku
Teori kaum behavioris yang lebih dikenal dengan nama teori mencar ilmu menyatakan, seluruh perilaku manusia, kecuali insting, ialah hasil belajar. Belajar yang dimaksud, perubahan organisme sebagai pengaruh lingkungan. Dalam hal itu, behaviorisme tidak mau mempersoalkan apakah insan baik atau buruk, alasannya ialah behaviorisme hanya ingin mengetahui bagaimana perilaku dikendalikan oleh faktor-faktor lingkungan (homo mechanicus).
Pandangan ini mengisyaratkan, perilaku dapat diubah melalui proses mencar ilmu atau disebut dengan modifikasi perilaku. Modifikasi perilaku dapat dilakukan misalnya dengan mengubah nilai-nilai dan mengakomodasikan lingkungan yang berbeda menjadi lingkungan belajar.
Peran guru dalam modifikasi perilaku ini berperan aktif, direktrif dan menggunakan pengetahuan ilmiah untuk menemukan solusi dari problem individu. Guru juga berfungsi sebagai pengarah dan andal yang mendiagnosa perilaku siswa yang mala adaptif, serta menentukan prosedur untuk mengatasi tingkah laku individu siswa. Dalam proses pembimbingan, siswa menentukan tingkah laku apa yang akan diubah dan guru menentukan cara yang digunakan untuk mengubahnya. Selain itu, guru juga bertindak sebagai model bagi siswa. Sebab, sebagian besar proses mencar ilmu terjadi melalui pengalaman eksklusif yang didapat melalui observasi eksklusif terhadap tingkah laku orang lain.
Teknik perubahan perilaku melalui modifikasi perilaku dapat dilakukan melalui 2 teknik, yaitu teknik untuk meningkatkan tingkah laku dan teknik untuk menurunkan tingkah laku. Teknik meningkatkan tingkah laku antara lain penguatan positif, toke economy, pembentukan tingkah laku, serta pembuatan kontrak perilaku siswa. Sedangkan teknik menurunkan tingkah laku ibarat penghapusan, pembajiran, penjenuhan, hukuman (punishment) terapi aversi dan disensitisasi sistematis.
Sekian ulasan wacana modifikasi tingkah laku dan semoga dengan teknik pendekatan modifikasi tingkah laku ini dapat membantu guru-guru dalam menghadapi permasalahan siswa yang mala adaptif.
Sumber http://dedi26.blogspot.com

0 Response to "Modifikasi Perilaku Untuk Menghadapi Siswa yang Bermasalah"