Di Posting Oleh : INFO PENDIDIKAN
Kategori : EDUCATION Educations
PENILAIAN MEMBACA
Kemampuan
membaca siswa banyak ditemukan oleh pengalamannya membaca dan kemampuannya
menguasai pengetahuan yang berkaitan dengan aspek-aspek kebahasaan, misalnya
kosakata dan struktur. Jika siswa diberi topik bacaan yang telah dikenalnya,
mereka akan dengan mudah dapat memahami isi bacaan. Demikian juga jika kosakata
dan bentuk-bentuk tata bahasa yang ada dalam suatu bacaan yang disajikan guru
kepada mereka telah dikenalnya, mereka akan dengan mudah dapat memahami isi
bacaan itu. Ini berarti, guru harus memperhatikan kedua faktor itu ketika menyusun alat
penilaian membaca yang akan digunakannya. Bahan bacaan dan aspek-aspek yang
sudak diakrabi siswa harus merupakan pilihan pada prioritas pertama.
Aspek
terpenting dalam penilaian membaca adalah pemahaman, karenanya, alat ukur yang
paling tepat digunakan berbentuk tes. Ada dua jenis tes yang dapat digunakan
untuk menguji kemampuan membaca siswa SD, yaitu tes pemahaman kalimat dan tes
pemahaman wacana.
1. Tes
Pemahaman Kalimat
Jenis tes ini biasanya diberikan di kelas rendah. Bagi
siswa SD kelas rendah, tes seperti ini terasa cukup sukar karena kemampuan
membaca meraka masih terbatas. Oleh karenanya, dalam menyusun tes pemahaman
kalimat, guru harus memilih cara yang tepat agar tidak membuat siswa frustasi karena
tidak mampu mengerjakan tes. Ada dua cara yang dapat ditempuh guru dalam
menyusun tes pemahaman kalimat, yaitu menyajikan gambar dan menyajikan kata
atau frase untuk pilihan jawabannya,
Tes pemahaman kalimat biasa digunakan untuk mengukur
kemampuan siswa memahami fungsi kosakata
dan struktur dalam kalimat.
2. Tes
Pemahaman Wacana
Tes pemahaman wacana
bersifat integratif. Artinya, banyak aspek yang dapat diukur dengan menggunakan
tes ini, misalnya, penguasan kosakata, penguasaan struktur, dan pemahaman isi
wacana. Tes ini dapat diberikan di kelas tinggi dan kelas rendah. Dengan
sendirinya, bahan dan tingkat keterbacaan serta teknik penyajiannya harus
disesuaikan tingkat kelas siswa yang akan dijadikan sasaran penilaian.
Tes pemahaman wacana terdiri
dari tes pilihan ganda dan tes isian rumpang (cloze procedure).
a.
Tes pilihan
ganda
Penggunaan tes pilihan ganda
harus memperhatikan panjang pendeknya wacana yang dibaca. Wacana pendek berupa
teks bacaan yang terdiri dari 35 – 75 kata, sedangkan wacana panjang adalah
teks bacaan yang terdiri dari 100 – 300 kata. Panjang pendeknya wacana harus
disesuaikan dengan kemampuan membaca siswa yang akan mengikuti tes. Dalam
menyusun tes pilihan ganda, guru dapat menggunakan beberapa macam wacana pendek
atau hanya satu wacana panjang, semuanya disertai dengan beberapa pertanyaan.
b.
Tes isian
rumpang
Tes isian rumpang adalahtes
pemahaman wacana yang disajikan dengan cara siswa diminta mengisi
rumpang-rumpang dalam teks bacaan yang kata-katanya telah ditanggalkan. Siswa
yang mampu mengisi rumpang dengan kata-kata yang telah ditanggalkan itu berarti
ia benar-benar memahami seluruh isi wacana itu. Tes rumpang merupakan tes integratif
karena untuk dapat mengerjakan tes ini dengan benar, siswa harus memahami makna
wacana secara menyeluruh serta memahami kosakata dan tata bahasanya.
Kalimat awal dan
akhir dalam wacana tes isian rumpang dibiarkan utuh. Penanggalan kata, baru
dapat dilakukan mulai kalimat kedua dan seterusnya. Penanggalan kata dapat
dilakukan dengan dua cara. Jika pemahaman isi wacana yang dijadikan sasaran
pengukuran, penanggalan kata dapat dilakukan secara teratur, misalnya pada
setiap kata yang ke-6.
0 Response to "TEKNIK PENILAIAN MEMBACA "