EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA - SEBUAH ANALISIS SEDERHANA

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA - SEBUAH ANALISIS SEDERHANA
Di Posting Oleh : INFO PENDIDIKAN
Kategori : EDUCATION Educations




PTK Matematika Tentang Efektivitas Media dalam Menyelesaikan Soal Cerita 

Sebelum merancang skenario pembelajaran yang baik khususnya dalam pembelajaran matematika, sebaiknya guru memperhatikan tahapan dalam pembelajaran matematika. Menurut Bruner (dalam Orton, 1992) siswa dalam pemahaman konsep matematika melalui 3 tahapan yaitu tahapan enaktif atau memanipulasi benda konkret, tahap ikonik atau tahap belajar menggunakan gambar, dan tahap simbolik atau memanipulasi lambang (simbol).
Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman (Gage, Berliner, 1984) Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon (Slavin, 2000). Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menunjukkan perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang berupa respon. Stimulus adalah apa saja yang diberikan guru kepada siswa, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan siswa terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena tidak dapat diamati dan tidak dapat diukur. Yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh siswa (respon) harus dapat diamati dan diukur. Teori ini mengutamakan pengukuran, sebab pengukuran merupakan suatu hal penting untuk melihat terjadi atau tidaknya perubahan tingkah laku tersebut.
Faktor lain yang dianggap penting oleh aliran behavioristik adalah faktor penguatan (reinforcement). Bila penguatan ditambahkan (positive reinforcement) maka respon akan semakin kuat. Begitu pula bila respon dikurangi/dihilangkan (negative reinforcement) maka responpun akan semakin kuat. ( http://www.sekolahdasar.net/2011/03/teori-belajar-behavioristik-kognitif.html ).
Menurut Piaget taraf berfikir siswa SD adalah kongkret operasional, artinya untuk memahami suatu konsep siswa harus diberikan kegiatan yang berhubungan dengan benda nyata atau kejadian nyata yang dapat diterima oleh mereka.
Beberapa hal yang harus penulis jelaskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1.        Media Gambar
Kata media merupakan bentuk jamak dari kata medium. Medium dapat didefinisikan sebagai perantara atau pengantar terjadinya komunikasi dari pengirim menuju penerima (Heinich et.al., 2002; Ibrahim, 1997; Ibrahim et.al., 2001). Media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan (Criticos, 1996).
Berdasarkan definisi tersebut, dapat dikatakan bahwa proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, guru (komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, siswa (komunikan), dan tujuan pembelajaran. Jadi, Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar
Sedangkan gambar merupakan hasil tiruan dari wujud asli yang di tuangkan dalam media datar, seperti kertas, kaca, dan kanvas. Jadi, media gambar dapat diartikan hasil tiruan dari wujud asli yang di tuangkan dalam media datar, seperti kertas, kaca, dan kanvas yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran), sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan belajar

2.        Soal Cerita
Untuk diketahui bahwa bentuk soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa dalam pembelajaran  matematika dapat berupa  soal  cerita atau soal non cerita. Soal cerita yang dimaksud erat kaitannya dengan masalah yang ada dalam kehidupan siswa sehari-hari, sehingga yang dimaksud dengan soal cerita matematika adalah soal matematika yang terkait dengan kehidupan sehari-hari untuk dicari penyelesaiannya menggunakan kalimat matematika yang memuat bilangan, operasi hitung (+, –, ×, :), dan relasi (=, <, >,  ≤,≥ ). Soal cerita semacam ini penting untuk diberikan kepada siswa guna melatih perkembangan proses berfikir mereka secara berkelanjutan dalam rangka mencapai standar kompetensi yang telah ditetapkan, sehingga keberadaannya sangat diperlukan.  
Tujuan pembelajaran soal cerita di Sekolah Dasar sebagai berikut : 
Ø  Melatih siswa berfikir deduktif.
Ø  Membiasakan siswa untuk melihat  hubungan antara kehidupan sehari-hari dengan pengetahuan matematika yang telah mereka peroleh di sekolah.
Ø  Memperkuat pemahaman siswa terhadap konsep matematika tertentu, maksudnya dalam menyelesaikan soal cerita siswa perlu mengingat kembali konsep-konsep matematika yang telah dipelajarinya sehingga pemahaman terhadap konsep-konsep tersebut semakin kuat (Syafri Ahmad, 2000:3).         ( http://www.p4tkmatematika.org )
Macam-macam soal cerita dalam matematika dilihat dari segi macam operasi hitung yang terkandung dalam soal cerita dibedakan sebagai berikut (Christou dalam Syafri Ahmad, 2000: 15).
·           Soal cerita satu langkah (one-step word problems) adalah soal cerita yang di dalamnya mengandung kalimat matematika  dengan satu jenis operasi hitung (penjumlahan atau pengurangan atau perkalian atau pembagian).
·           Soal cerita dua langkah (two-step word problems), adalah soal cerita yang didalamnya mengandung kalimat matematika dengan dua jenis  operasi hitung.
·           Soal cerita lebih dari dua langkah (multi-step word problems), adalah soal cerita yang didalamnya mengandung kalimat matematika dengan lebih dari dua jenis operasi hitung.  (http://www.p4tkmatematika.org).

Eicholz (dalam Syafri Ahmad (2000: 23) mengemukakan bahwa langkah-langkah yang diperlukan dalam menyelesaikan soal cerita sebagai berikut.
a.  Memahami apa yang ditanyakan
b.  Menemukan data yang dibutuhkan
c.  Merencanakan apa yang harus dilakukan
d.  Menemukan jawaban melalui komputasi (penghitungan)
e.  Mengoreksi kembali jawaban.
Skemp (dalam Syafri Ahmad, 2000: 23) menyarankan langkah-langkah yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal cerita matematika sebagai berikut.
·           Pemahaman masalah, berhubungan dengan masalah dunia nyata.
·           Pembuatan model matematika (mathematical model) dalam proses abstraksi (abstracting)
·           Melakukan manipulasi terhadap model matematika (manipulation of model)
·           Melakukan interpretasi terhadap masalah semula.

3.        Penggunaan Media Gambar dalam Menyelesaikan soal cerita
Dalam tahapan pengerjaan soal dalam bentuk cerita terdapat langkah melakukan manipulasi terhadap model matematika. Hal ini menunjukkan perlunya media dalam menyelesaikan soal dalam bentuk cerita. Media yang digunakan tentu saja media yang harus sesuai dengan materi yang diajarkan. Karena media dalam proses pembelajaran bertujuan untuk mempermudah menyelesaikan suatu masalah dalam proses pembelajaran.

0 Response to "EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA - SEBUAH ANALISIS SEDERHANA"