Di Posting Oleh : INFO PENDIDIKAN
Kategori : EDUCATION Tokoh
Pada tanggal 1 Desember 2012 jam 14.00, Laksamana Pertama (Purn) Urip Santoso telah dipanggil Sang pencipta (Khalik). Beliau meninggal dunia dengan hening di Rumah Sakit Pondok Indah Jakarta setelah untuk beberapa lama dirawat. Pak Urip punya riwayat hidup yang amat panjang dan berwarna warni. Saat Revolusi Kemerdekaan, ketika Tentara Nasional dibentuk pada tanggal 5 Oktober 1945, dia yaitu anggota TKR (Tentara Keamanan Rakyat) dengan pangkat Kapten. Namun alasannya yaitu pada menjelang aksi militer Belanda 1947 ditangkap pasukan Belanda di Tambun, maka sepanjang tahun 1948 ditawan secara berpindah-pindah mulai penjara Glodok, Tanggerang dan Bukit Duri. Karena diajak kompromi dan mau disekolahkan, dia menolak maka hingga menjelang pengesahan kedaulatan tahun 1949 masih tetap dipenjara. Akhirnya bersama 5 orang tawanan lainnya antara lain Pramudya Ananta Tur dan Kolibonso, dilepaskan dari penjara tanpa pernah diadili. Kemudian aktif kembali di TNI AD. Membaca penguman akan dibuka pendidikan perwira TNI AL di Belanda, dia minta izin dari komandannya ketika itu yaitu Kolonel Zulkifli Lubis untuk keluar dari TNI. Maka semenjak itu dan lulus dari testing, Pak Urip yaitu taruna Adelborst di Akademi Angkatan Laut Belanda sebagai anggota TNI AL dalam pendidikan. Setelah tamat bertugas kembali dalam jajaran TNI AL dimana salah satu karyanya yaitu ikut mendirikan KOPASKA (Komando Pasukan Katak). Berbagai pengalaman lain misalnya sebagai pimpinan Operasi demolisi ketika TRIKORA, pimpinan operasi salvage pembersihan pelabuhan-pelabuhan dari kapal-kapal tenggelam ex perang dunia ke II dan sempat pula menjadi anggota DPR utusan angkatan. Dan masih banyak lagi pengalaman dia yang tidak cukup pendek untuk diceritakan disini. Foto: Pak Urip ketika bertugas sebagai perwira tinggi TNI AL, Jenazah ketika disemayamkan di rumah duka, ketika pemakaman di TMP Kalibata dan baret serta simbul KOPASKA....Selamat jalan Pak Urip.
0 Response to "INFO PENDIDIKAN | Pak Urip Santoso telah tiada."